Mengenai Wayang Kulit

Mungkin Anda terbiasa mendengar nama Wayang Kulit. Salah satu kesenian tradisional dari negeri kita. Disini kami menjual berbagai macam lukisan wayang dengan menggunakan media kaca cermin pertama di Indonesia dibuat dengan tangan. Sangat cocok untuk Anda yang memiliki nilai seni yang tinggi khususnya kesenian tradisional wayang.
image 5

Mengenai Wayang Kulit

Wayang adalah hasil karya seni budaya para wali di jaman kerajaan Islam Demak sampai Mataram hingga sekarang. Meskipun awalnya wayang dasar ceritanya dari agama Hindu, tetapi pada waktu itu oleh para wali diciptakan hasil karya seni untuk berdakwah agama Islam dan sampai kesunan Solo dan kesultanan Jogja. Itulah sekilas gambaran perkembangan wayang.
Tentang Yudhasmoro

Mengenai Yudhasmoro

Motivasi Bapak Sudiyat melukis wayang adalah karena hobi. Pada tahun 1950-1970 di kampung-kampung masih banyak orang yang mengadakan acara dan biasanya mengadakan pertunjukkan wayang kulit atau wayang orang yang dipentaskan semalam suntuk. Seringnya melihat pertunjukan wayang kulit itu yang memunculkan rasa ketertarikan Bapak Sudiyat dengan seni wayang kulit. Setelah itu, pada tahun 1990, Bapak Sudiyat mencoba melukis menggunakan media kaca cermin dan mendapatkan respon positif dari teman-teman dekatnya. Pada tahun 2003, beliau pensiun dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan menghabiskan masa pensiun dengan hobi kreatifnya tersebut. Pecinta kesenian tradisional wayang ini meneruskan hobinya hingga kini. Tentang Wayang

Kaca Cermin Sebagai Media Melukis

Pada umumnya para pelukis memakai media kanvas, kertas, kaca polos (kaca bening, contohnya lukisan Cirebon), namun Bapak Sudiyat memilih menggunakan media kaca cermin. Sebelumnya beliau juga menggambar di kertas. Setelah tugas belajar di Yogyakarta sekitar tahun 1980-82, Beliau mulai berkenalan dengan penata, penyungging keraton Yogyakarta. Penata, penyungging keraton Yogyakarta yang ditemui Pak Sudiyat diantaranya Bapak Sohowiguno, Bapak Sagio yang juga dosen ISI Jogja bagian Kriya Tata Sungging (mewarnai). Disinilah Pak Sudiyat belajar dengan cara melihat dan sedikit bertanya tentang wayang dan juga membeli wayang yang sudah dan belum disungging sebagai acuan melukis di kaca cermin. Yudhasmoro Wayang

Para Pembeli Lukisan Wayang Kulit Yudhasmoro (I)

  • Direktur Bina Program ( Ibu Martono ) yang memesan wayang Karno Tanding ( Kresno jadi kusir, Arjuna jadi senopati perangnya)
  • Ibu Setditjen Pekerjaan Umum ( Ibu Ning Waluyono ) memesan Begawan Cipto Ning ( Arjuna Tapa dikelilingi 7 Bidadari )
  • Bapak Ir. H Muhammad Sidarto sebagai Kasudit P2WS memesan Gatotkaca dan Kresna
  • Bapak Ir Soeharto Dipl H.E sebagai Kepala Seksi P2WS memesan Karno Tanding
  • Bapak Ir. H Muhammad Amron Msc sebagai Kasudit P2WS memesan Prabu Romo Wijaya
  • Bapak Ir. Basuki sebagai Direktur Irigasi Pengairan BAPENAS memesan Bratasena
  • Bapak Ir Dony sebagai Kasudit Irigasi Pengairan BAPENAS memesan Dewaruci, Bratasena dililit ular dan Bratasena dengan Dewaruci
  • Bapak Ir Rizki sebagai Direktur Hankam BAPENAS memesan Kresna 3 buah
  • Bapak Menteri Pendayaan Aparatur Negara tahun 2005 membeli Bataraguru dan Hanoman saat pameran di Kelapa Gading
  • Ibu Wakil Gubernur DKI membeli Gatotkaca
  • Bapak Dr Ir H Muhammad Amron Msc sebagai Setidijten Sumber Daya Air Dept. Pekerjaan Umum memesan Prabu Romo
Testimoni Yudhasmoro

Yudhasmoro

seni lukis
wayang kulit
lukisan wayang kulit
lukisan wayang kulit di cermin
kesenian melukis
kesenian melukis wayang kulit

Yudhasmoro

seni lukis
wayang kulit
lukisan wayang kulit
lukisan wayang kulit di cermin
kesenian melukis
kesenian melukis wayang kulit